Minggu, 31 Maret 2013

resume jarkom

PENGERTIAN JARKOM

*) Jarkom adalah sekelompok computer otonom yang saling berhubungan 1 dengan yang lainnya menggunakan protocol komunikasi melalui media komunikasi
*) Otonom adalah memilki kemampuan sendiri untuk mengolah informasi
*) Protokol adalah suatu aturan komunikasi yang disepakati untuk digunakan berkomunikasi
*) Contohnya ;
                1. TCP/IP (Transmission Control Protokol / Internet Protokol) – Open Protokol
                2. NetBean – Ms.Windows
                3. IPX / SPX – Novel Note Wer
*) Media yang digunakan ;
                1. Interface
                2. Media Transmission (kabel,wireless)
                                - Guided Media (perlu diarahkan, contohnya kabel)
                                - Unguided Media (tidak perlu diarahkan, contohnya radio komunikasi)

*) OSI (Open System Interconection) adalah sebuah gagasan yang dicetuskan oleh ISO
*) 7 lapisan OSI antara lain ;
1. Physical (Byte) ; Layer / lapisan yang mengatur hubungan fisik mulai dari pint out, voltase, transmisi biner. Physical hanya bisa mengalirkan tidak bisa menanipulasi. Apabila terjadi tabrakan semua hub harus dimatikan / direstart. Secara keamanan data sangat tidak aman, karena apabila simpul 1 mengirimkan data semuanya akan mendapatkan data.
2. Data Link (Frame) ; Lapisan ini mengubah data biner – frame dan frame – biner. Data sudah berupa frame jadi dilayer ini tidak akan terjadi colution, hal ini disebut MAC Addresss, pengalamatan secara physical (physical dari alamat note).
3. Network (Packet) ; Lapisan ini transmisi mengacu pada logical address datanya berupa packet. Karena logical address sehingga mempunyai banyak station.
4. Transport (Sagment) ; Bagaimana data itu dibawa, mengacu pada port number, datanya berupa segment. Tidak ada network device yang spesifik.
5. Session (Data) ; Bagaimana hubungan itu djaga. Aplikasinya adlah SQL.
6. Presentation ( Data) ; Bagaimana data direpresentasikan, alatnya tidak ada. Menjamin data agar dapat dibaca oleh aplikasi.
7. Application (Data) ; Menyediakan layananjaringan kedalam bentuk sebuah aplikasi.

LAPISAN JARINGAN KOMPUTER

lapisan-lapisan dan tugas yang dimilikinya adalah :
1. Layer 1 – Physical
physical adalah layer/lapisan yang mengatur hubungan fisik mulai dari pin out,voltage,transmisi binary.Lapisan ini nampak.Dan datanya namanya Bit.Lapisan ini juga berhubungan dengan sinyal-sinyal listrik, sinar maupun gelombang radio yang digunakan untuk mengirimkan data.Pada lapisan ini juga dijelaskan mengenai  jarak terjauh yang mungkin digunakan oleh sebuah media fisik. Pada lapisan ini juga diantur bagaimana cara melakukan collision control.Contoh dari lapisan ini adalah hub (physical device).
Hal-hal penting yang dapat dibahas lebih jauh dalam lapisan fisik ini adalah:
  • Karakteristik fisik daripada media dan antarmuka.
  • Representasi bit-bit. Maksudnya lapisan fisik harus mampu menterjemahkan bit 0 atau 1, juga termasuk pengkodean dan bagaimana mengganti sinyal 0 ke 1 atau sebaliknya.
  • Data rate (laju data).
  • Sinkronisasi bit.
  • Line configuration (Konfigurasi saluran). Misalnya: point-to-point atau point-to-multipoint configuration.
  • Topologi fisik. Misalnya: mesh topology, star topology, ring topology atau bus topology.
  • Mode transmisi. Misalnya : half-duplex mode, full-duplex (simplex) mode.
  • kemungkinan tabrakan antar data sangat tinggi.
  • secara security keamanan datanya tidak aman karena simpul lainnya akan bisa menerima pesan yang dikirimkan.
2. Layer 2 – Data Link

lapisan ini mengubah data biner menjadi frame dan sebaliknya dari frame menjadi data biner.Lapisan data link berfungsi mentransformasi lapisan fisik yang merupakan fasilitas transmisi data mentah menjadi link yang reliabel. Lapisan ini menjamin informasi bebas error untuk ke lapisan di atasnya.
Pada sisi pengirim, lapisan ini mengatur bagaimana data yang akan dikirimkan diubah menjadi deretan angka ’1′ dan ’0′ dan mengirimkannya ke media fisik. Sedangkan pada sisi penerima,lapisan ini akan merubah deretan angka ’1′ dan ’0′ yang diterima dari media fisik menjadi data yang lebih berarti. Pada lapisan ini juga diatur bagaimana kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi ketika transmisi data diperlakukan.
Lapisan   ini   terbagi   atas   dua   bagian,   yaitu  Media   Access   Control (MAC) yang   mengatur bagaimana sebuah peralatan dapat memiliki akses untuk mengirimkan data dan  Logical Link Control (LLC) yang bertanggung jawab atas sinkronisasi frame, flow control dan pemeriksaan error. Pada   MAC   terdapat   metode-metode   yang   digunakan   untuk   menentukan   siapa   yang berhak   untuk   melakukan   pengiriman   data.   Pada   dasarnya   metode-metode  itu   dapat   bersifat terdistribusi (contoh: CSMA/CD atau CSMA/CA) dan bersifat terpusat (contoh: token ring).Secara keseluruhan, lapisan Data Link bertanggung jawab terhadap koneksi dari satu node ke node berikutnya dalam komunikasi data.

 3. Layer 3 – Network
Pada lapisan ini mekanisme mengacu pada logical Address dan datanya bernama Package.Lapisan ini akan menterjemahkan alamat lojik sebuah host menjadi sebuah alamat fisik. Lapisa ini juga bertanggung jawab untuk mengatur rute yang akan dilalui sebuah paket yang dikirim agar dapat sampai pada tujuan. Jika dibutuhkan penentuan jalur yang akan dilalui sebuah paket,maka sebuah router akan menentukan jalur ‘terbaik’ yang akan dilalui paket tersebut. Pemilihan jalur atau rute ini dapat ditentukan secara statik maupun secara dinamis.
Adapun tanggung jawab spesifik lapisan network ini adalah:

  • Logical addressing. Bila pada lapisan data link diimplementasikan physical addressing untuk penangan pengalamatan/addressing secara lokal, maka pada lapisan network problematika addressing untuk lapisan network bisa mencakup lokal dan antar jaringan/network. Pada lapisan network ini logical address ditambahkan pada paket yang datang dari lapisan data link.
  • Routing. Jaringan-jaringan yang saling terhubung sehingga membentuk internetwork diperlukan metoda routing/perutean. Sehingga paket dapat ditransfer dari satu device yang berasal dari jaringan tertentu menuju device lain pada jaringan yang lain.
 4. Layer 4 – Transport
Menjamin penerima mendapatkan data seperti yang dikirimkan dan mengacu pada service number serta datanya adalah segment.Lapisan transport bertanggung jawab untuk pengiriman source-to-destination (end-to-end) daripada jenis message tertentu. Tanggung jawab spesifik lapisan transport ini adalah:

  • Sevice-point addressing. Komputer sering menjalankan berbagai macam program atau aplikasi yang berlainan dalam saat bersamaan. Untuk itu dengan lapisan transport ini tidak hanya menangani pengiriman/delivery source-to-destination dari computer yang satu ke komputer yang lain saja namun lebih spesifik kepada delivery jenis message untuk aplikasi yang berlainan. Sehingga setiap message yang berlainan aplikasi harus memiliki alamat/address tersendiri lagi yang disebut service point address atau port address.
  • Segmentation dan reassembly. Sebuah message dibagi dalam segmen-segmen yang terkirim. Setiap segmen memiliki sequence number. Sequence number ini yang berguna bagi lapisan transport untuk merakit/reassembly segmen-segman yang terpecah atau terbagi tadi menjadi message yang utuh.
  • Connection control. Lapisan transport dapat berperilaku sebagai connectionless atau connection-oriented.
  • Flow control. Seperti halnya lapisan data link, lapisan transport bertanggung jawab untuk kontrol aliran (flow control). Bedanya dengan flow control di lapisan data link adalah dilakukan untuk end-to-end.
  • Error control. Sama fungsi tugasnya dengan error control di lapisan data link, juga berorientasi end-to-end.
5. Layer 5 – Session
Lapisan ini bertanggung jawab untuk membangun, memelihara dan memutuskan koneksi antar aplikasi. Pada kenyataannya lapisan  ini sering digabung dengan Application Layer.
Tanggung jawab spesifik:

  • Dialog control.
  • Sinkronisasi
6. Layer 6 – Presentation
Agar berbagai aplikasi jaringan komputer yang ada di dunia dapat saling terhubung, seluruh aplikasi tersebut harus mempergunakan format data yang sama. Lapisan ini bertanggung jawab atas bentuk format data yang akan digunakan dalam melakukan komunikasi.
Presentation layer lebih cenderung pada syntax dan semantic pada pertukaran informasi dua sistem. Tanggung jawab spesifik:

  • Translasi
  • Enkripsi
  • Kompresi
7. Layer 7 – Application
Lapisan ini adalah di mana interaksi dengan pengguna dilakukan. Pada lapisan inilah semua jenis program jaringan komputer seperti browser dan email client berjalan.

SISTEM BILANGAN BINER

Sistem bilangan biner atau sistem bilangan basis dua adalah sebuah sistem penulisan angka dengan menggunakan dua simbol yaitu 0 dan 1. Sistem bilangan biner modern ditemukan oleh Gottfried Wilhelm Leibniz pada abad ke-17. Sistem bilangan ini merupakan dasar dari semua sistem bilangan berbasis digital. Dari sistem biner, kita dapat mengkonversinya ke sistem bilangan Oktal atau Hexadesimal. Sistem ini juga dapat kita sebut dengan istilah bit, atau Binary Digit. Pengelompokan biner dalam komputer selalu berjumlah 8, dengan istilah 1 Byte/bita. Dalam istilah komputer, 1 Byte = 8 bit. Kode-kode rancang bangun komputer, seperti ASCII, American Standard Code for Information Interchange menggunakan sistem peng-kode-an 1 Byte.

contoh: mengubah bilangan desimal menjadi biner
desimal = 10.
berdasarkan referensi diatas yang mendekati bilangan 10 adalah 8 (23), selanjutnya hasil pengurangan 10-8 = 2 (21). sehingga dapat dijabarkan seperti berikut
10 = (1 x 23) + (0 x 22) + (1 x 21) + (0 x 20).
dari perhitungan di atas bilangan biner dari 10 adalah 1010
dapat juga dengan cara lain yaitu 10 : 2 = 5 sisa 0 (0 akan menjadi angka terakhir dalam bilangan biner), 5(hasil pembagian pertama) : 2 = 2 sisa 1 (1 akan menjadi angka kedua terakhir dalam bilangan biner), 2(hasil pembagian kedua): 2 = 1 sisa 0(0 akan menjadi angka ketiga terakhir dalam bilangan biner), 1 (hasil pembagian ketiga): 2 = 0 sisa 1 (0 akan menjadi angka pertama dalam bilangan biner) karena hasil bagi sudah 0 atau habis, sehingga bilangan biner dari 10 = 1010
atau dengan cara yang singkat 10:2=5(0),5:2=2(1),2:2=1(0),1:2=0(1)sisa hasil bagi dibaca dari belakang menjadi 1010


INTERNET PROTOKOL

1. ICMP (Internet Control Message Protocol)
Jika di perjalanan paket tersebut terjadi hal hal yang tidak diinginkan (salah satu jalur putus, router mengalami kongesti/macet, atau host/network tujuan sedang down), protokol IP hanya memberitahukan ke pengirim paket. Proses pemberitahuan biasanya menggunakan protokol Internet Control Message Protocol. ICMP akan memberitahukan bahwa terjadi masalah dalam pengiriman paket IP ke tujuan. Jika diinginkan keandalan yang lebih baik, keandalan itu harus disediakan oleh protokol yang berada diatas layer IP ini (yaitu TCP dan aplikasi pengguna).
.:: Time-to-Live (TTL) ::.
  • mempunyai nilai antara 0 sampai 255 (8 bit). TTL menunjukan berapa hop / router yang di ijinkan untuk dilewati oleh paket sebelum paket tersebut akan dibuang dari jaringan. Setiap router yang dilewati akan mengurangi nilai TTL satu (1) buah, jika nilai TTL mencapai 0 maka paket akan automatis dibuang dan router terakhir akan mengirimkan paket ICMP time excedeed. Hal ini dilakukan untuk mencegah paket IP terus menerus berada didalam network.Jadi bisa dibilang time to live adalah waktu yang diberikan.
  • Semakin besar nilainya maka semakin baik pula.
  • JIka melebihi nilai 255 maka akan time out (batas waktu yang diberikan tidak kembali-kembali dikenal dengan RTO (Request Timed Out)).
.:: Trace ::.
Trace adalah aktifitas melacak jaringan yang dilewati packet.
- kalau kurang 1 ms berarti masih dalam LAN
- kalau lebih dari 1 ms berarti diluar LAN
dan berhenti pada 30 network/hops
2. ARP (Address Resolution Protocol)
Address Resolution Protocol disingkat ARP adalah sebuah protokol dalam TCP/IP Protocol Suite yang bertanggungjawab dalam melakukan resolusi alamat IP ke dalam alamat Media Access Control (MAC Address).Hidup pada layer 1 dan layer 3.Fungsinya adalah untuk menterjemahkan alamat fisikal MAC address) dari IP address suatu host.Jembatannya adalah pada layer 2.
- MAP IP (layer 2) ke MAC address (layer 3)
- contoh physical address:
00-50-da-ee-a8-e4
- IP sifatnya adalah dinamis
- MAC address bersifat statis,tidak bisa diganti
3. RARP (Reverse Address Resolution Protocol)
•   RARP adalah protokol yang bertugas untuk menemukan IP address suatu host yang hanya tahu Hardware address-nya saja (misal pada diskless machine
•   Host akan mengirim paket berikut alamat MAC-nya secara broadcast, untuk meminta alamat IP yang sesuai.
•   RARP server akan menjawab paket tersebut, sehingga alamat IP akan teridentifikasi
- aplikasinya adalah penggunaan dynamic host configuration protocol (DHCP) 

IP ADDRESS

Alamat IP (Internet Protocol Address atau sering disingkat IP) adalah deretan angka biner antar 32-bit sampai 128-bit yang dipakai sebagai alamat identifikasi untuk tiap komputer host dalam jaringan Internet. Panjang dari angka ini adalah 32-bit (untuk IPv4 atau IP versi 4), dan 128-bit (untuk IPv6 atau IP versi 6) yang menunjukkan alamat dari komputer tersebut pada jaringan Internet berbasis TCP/IP.
Alamat IP versi 4
adalah sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan di dalam protokol jaringan TCP/IP yang menggunakan protokol IP versi 4. Panjang totalnya adalah 32-bit, dan secara teoritis dapat mengalamati hingga 4 miliar host komputer atau lebih tepatnya 4.294.967.296 host di seluruh dunia, jumlah host tersebut didapatkan dari 256 (didapatkan dari 8 bit) dipangkat 4(karena terdapat 4 oktet) sehingga nilai maksimal dari alamt IP versi 4 tersebut adalah 255.255.255.255 dimana nilai dihitung dari nol sehingga nilai nilai host yang dapat ditampung adalah 256x256x256x256=4.294.967.296 host. sehingga bila host yang ada diseluruh dunia melebihi kuota tersebut maka dibuatlah IP versi 6 atau IPv6.
Representasi Alamat
Alamat IP versi 4 umumnya diekspresikan dalam notasi desimal bertitik (dotted-decimal notation), yang dibagi ke dalam empat buah oktet berukuran 8-bit. Dalam beberapa buku referensi, format bentuknya adalah w.x.y.z. Karena setiap oktet berukuran 8-bit, maka nilainya berkisar antara 0 hingga 255 (meskipun begitu, terdapat beberapa pengecualian nilai).
Alamat IP yang dimiliki oleh sebuah host dapat dibagi dengan menggunakan subnet mask jaringan ke dalam dua buah bagian, yakni:
  • Network Identifier/NetID atau Network Address (alamat jaringan) yang digunakan khusus untuk mengidentifikasikan alamat jaringan di mana host berada.
    Dalam banyak kasus, sebuah alamat network identifier adalah sama dengan segmen jaringan fisik dengan batasan yang dibuat dan didefinisikan oleh router IP. Meskipun demikian, ada beberapa kasus di mana beberapa jaringan logis terdapat di dalam sebuah segmen jaringan fisik yang sama dengan menggunakan sebuah praktek yang disebut sebagai multinetting. Semua sistem di dalam sebuah jaringan fisik yang sama harus memiliki alamat network identifier yang sama. Network identifier juga harus bersifat unik dalam sebuah Internetwork. Jika semua node di dalam jaringan logis yang sama tidak dikonfigurasikan dengan menggunakan network identifier yang sama, maka terjadilah masalah yang disebut dengan routing error.
    Alamat network identifier tidak boleh bernilai 0 atau 255.
  • Host Identifier/HostID atau Host address (alamat host) yang digunakan khusus untuk mengidentifikasikan alamat host (dapat berupa workstation, server atau sistem lainnya yang berbasis teknologi TCP/IP) di dalam jaringan. Nilai host identifier tidak boleh bernilai 0 atau 255 dan harus bersifat unik di dalam network identifier/segmen jaringan di mana ia berada.
Jenis-jenis alamat
Alamat IPv4 terbagi menjadi beberapa jenis, yakni sebagai berikut:
  • Alamat Unicast, merupakan alamat IPv4 yang ditentukan untuk sebuah antarmuka jaringan yang dihubungkan ke sebuah Internetwork IP. Alamat unicast digunakan dalam komunikasi point-to-point atau one-to-one.
  • Alamat Broadcast, merupakan alamat IPv4 yang didesain agar diproses oleh setiap node IP dalam segmen jaringan yang sama. Alamat broadcast digunakan dalam komunikasi one-to-everyone.
  • Alamat Multicast, merupakan alamat IPv4 yang didesain agar diproses oleh satu atau beberapa node dalam segmen jaringan yang sama atau berbeda. Alamat multicast digunakan dalam komunikasi one-to-many.
Kelas-kelas alamat
Dalam RFC 791, alamat IP versi 4 dibagi ke dalam beberapa kelas, dilihat dari oktet pertamanya, seperti terlihat pada tabel. Sebenarnya yang menjadi pembeda kelas IP versi 4 adalah pola biner yang terdapat dalam oktet pertama (utamanya adalah bit-bit awal/high-order bit), tapi untuk lebih mudah mengingatnya, akan lebih cepat diingat dengan menggunakan representasi desimal.
Kelas Alamat IP Oktet pertama
(desimal)
Oktet pertama
(biner)
Digunakan oleh
Kelas A 1–126 0xxx xxxx Alamat unicast untuk jaringan skala besar
Kelas B 128–191 10xx xxxx Alamat unicast untuk jaringan skala menengah hingga skala besar
Kelas C 192–223 110x xxxx Alamat unicast untuk jaringan skala kecil
Kelas D 224–239 1110 xxxx Alamat multicast (bukan alamat unicast)
Kelas E 240–255 1111 xxxx Direservasikan;umumnya digunakan sebagai alamat percobaan (eksperimen); (bukan alamat unicast)
Kelas A
Alamat-alamat kelas A diberikan untuk jaringan skala besar. Nomor urut bit tertinggi di dalam alamat IP kelas A selalu diset dengan nilai 0 (nol). Tujuh bit berikutnya—untuk melengkapi oktet pertama—akan membuat sebuah network identifier. 24 bit sisanya (atau tiga oktet terakhir) merepresentasikan host identifier. Ini mengizinkan kelas A memiliki hingga 126 jaringan, dan 16,777,214 host tiap jaringannya. Alamat dengan oktet awal 127 tidak diizinkan, karena digunakan untuk mekanisme Interprocess Communication (IPC) di dalam mesin yang bersangkutan.
Kelas B
Alamat-alamat kelas B dikhususkan untuk jaringan skala menengah hingga skala besar. Dua bit pertama di dalam oktet pertama alamat IP kelas B selalu diset ke bilangan biner 10. 14 bit berikutnya (untuk melengkapi dua oktet pertama), akan membuat sebuah network identifier. 16 bit sisanya (dua oktet terakhir) merepresentasikan host identifier. Kelas B dapat memiliki 16,384 network, dan 65,534 host untuk setiap network-nya.
Kelas C
Alamat IP kelas C digunakan untuk jaringan berskala kecil. Tiga bit pertama di dalam oktet pertama alamat kelas C selalu diset ke nilai biner 110. 21 bit selanjutnya (untuk melengkapi tiga oktet pertama) akan membentuk sebuah network identifier. 8 bit sisanya (sebagai oktet terakhir) akan merepresentasikan host identifier. Ini memungkinkan pembuatan total 2,097,152 buah network, dan 254 host untuk setiap network-nya.

Kelas D
Alamat IP kelas D disediakan hanya untuk alamat-alamat IP multicast, sehingga berbeda dengan tiga kelas di atas. Empat bit pertama di dalam IP kelas D selalu diset ke bilangan biner 1110. 28 bit sisanya digunakan sebagai alamat yang dapat digunakan untuk mengenali host. Untuk lebih jelas mengenal alamat ini, lihat pada bagian Alamat Multicast IPv4.
Kelas E
Alamat IP kelas E disediakan sebagai alamat yang bersifat “eksperimental” atau percobaan dan dicadangkan untuk digunakan pada masa depan. Empat bit pertama selalu diset kepada bilangan biner 1111. 28 bit sisanya digunakan sebagai alamat yang dapat digunakan untuk mengenali host.


SUBNETTING

Pengertian
Subnetting adalah pembagian suatu kelompok alamat IP menjadi beberapa network ID lain dengan jumlah anggota jaringan yang lebih kecil, yang disebut subnet (subnetwork).
Subnet Mask merupakan angka biner 32 bit yang digunakan untuk :
•Membedakan antara network ID dengan host ID.
•Menunjukkan letak suatu host, apakah host tersebut berada pada jaringan luar atau jaringan lokal.
Tujuan
•Membagi satu kelas netwok atas sejumlah subnetwork dengan arti membagi suatu kelas jaringan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.
•Menempatkan suatu host, apakah berada dalam satu jaringan atau tidak.
•Untuk mengatasi masalah perbedaaan hardware dengan topologi fisik jaringan.
•Penggunaan IP Address yang lebih efisien.
Dua pendekatan dalam melakukan pembentukan subnet
•Berdasarkan jumlah jaringan yang akan dibentuk.
•Berdasarkan jumlah host yang dibentuk dalam jaringan.


·       Total alamat host dalam sebuah network adalah: 2N – 2 (Dimana N adalah jumlah bit).
o   Pengurangan 2 disini dikarenakan dalam satu alamat jaringan selalu terdapat network address dan broadcast address.
·       Untuk memisahkan antara network-id dan host-id diperlukan sebuah netmask.
o   Network-id menggunakan mask binary 1, sedangkan host-id menggunakan mask binary 0.
o   Network-id dan Host-Id dibedakan dengan cara melakukan operasi AND antara IP address dan Netmask.
·       CIDR : Classless Inter-domain Routing.
o   Dengan CIDR, network-prefix pada alamat IP tidak harus 8, 16, dan 24 bit seperti pada kelas A, B, dan C.
o   Dengan CIDR, network prefix dituliskan dalam bentuk: X.X.X.X/n
o   Dimana n adalah jumlah bit pada netmask.
·       IP address dengan alamat IP byte pertama adalah 127, kemudian 3 byte yang lain diisi sembarang adalah alamat loopback.
o   Sehingga alamat IP 127.x.x.x tidak dapat digunakan untuk mengalamati host dalam jaringan. Contoh: 127.0.0.1
·       International Assigned Numbers Authority (IANA) mengelompokkan alamat IP-Address yang dinyatakan “Private” adalah kelompok IP yang hanya untuk digunakan di kalangan sendiri dan tidak berlaku di Internet.
o   Class A : 10.0.0.0 – 10.255.255.255 (1 network)
o   Class B : 172.16.0.0 – 172.31.255.255 (16 network)
o   Class C : 192.168.0.0 – 192.168.255.255 (256 network)
·       Di dalam jaringan TCP/IP setiap terminal diidentifikasi dengan sebuah alamat IP unik.
·       Router dapat memiliki lebih dari sebuah alamat IP, karena itu disebut sebagai Multihomed Device.
·       Setiap 8 bit nomor IP dapat dikonversi ke desimal dengan komposisi :
o   (x*27+x*26+x*25+x*24+x*23+x*22+x*21+ x*20 ),
Atau
o   (x*128+x*64+x*32+x*16+x*8+x*4+x*2+ x*1),
o   Bentuk desimal dari 11001011 dapat dilakukan dengan :
o   =1*128+1*64+0*32+0*16+1*8+0*4+1* 2+1*1
o   = 128 + 64 + 0 + 0 + 8 + 0 + 2 + 1
o   = 203
·       Untuk mengubah desimal menjadi biner dapat dilakukan dengan melakukan pengurangan dengan kelipatan pengalian diatas, jika dikurangi bisa maka diberi angka 1 dan jika tidak bisa diberi angka 0.
·       Ada 3 macam kategori pengalamatan IP, yaitu:
o   Classfull Addressing (conventional) : pengalamatan berdasarkan kelas, tanpa perlu ada subnetting.
o   Subnetted Classfull Addressing : pengalamatan dengan subnetting.
o   Classless Addressing: CIDR
·       SubNetting adalah proses membagi sebuah network menjadi beberapa Sub-network.
·       Alasan-alasan perlunya dibentuk subnetting antara lain :
o   Memudahkan pengelolaan jaringan.
o   Mereduksi traffic yang disebabkan oleh broadcast maupun benturan (collision).
o   Membantu pengembangan jaringan ke jarak geografis yang lebih jauh (LAN ke MAN).
·       Pembentukan subnet dilakukan dengan cara mengambil beberapa bit pada bagian HostId untuk dijadikan SubnetId
·       Subnetting membagi network menjadi subnet dengan jumlah host yang sama untuk setiap subnet.